Purwokerto, 8 November menjadi salah satu acara yang berkesan buat aku sendiri. Sebab, di tanggal tersebut Semesta Buku Purwokerto dan Gramedia GOR Purwokerto mengadakan rangkaian acara salah satunya adalah jumpa penulis Jombang Santani Khairen. Di lingkup pembaca dan penulis, nama JS khairen sedang naik daun lewat karya-karyanya yang luar biasa. Ada yang abis baca bukunya nangis, ada yang marah-marah, ada yang ketawa. Lengkap pokoknya.
Sebuah Usaha untuk bertemu JS Khairen
Sejak informasi jumpa penulis ini diunggah di Instagram Semesta Buku, aku memutuskan bagaimana caranya agar aku ikut acara tersebut. Qadarullah, hari kamis sebelumnya, aku jatuh sakit, dan aku berdoa, supaya hari Sabtunya cuaca cerah dan aku dalam kondisi sehat. Karena tugas manusia itu salah duanya adalah berusaha, lalu berdoa. Maka apa yang terjadi itu sudah takdir dari ilahi.
Sabtu siangnya, ketika aku hendak menunggu teman–Fika, aku sedikit gelisah, apakah semesta sedang tidak mengizinkan aku berjumpa dengan bang Jombang? Begitu Fika sampai di rumah, hujan juga ikut sampai di bumi. Deras, dan berangin.
Kami berdua, berpikir, dan merenung. Kepalang sudah izin dari tempat kerja masing-masing untuk bisa ikutan jumpa penulis bareng bang Jombang. Masa karena hujan deras, rencana tidak terealisasi? Kayak sayang banget kalau dilewatkan begitu saja. Kapan lagi bang Jombang ke Purwokerto? Sebuah penantian panjang yang selalu aku harapkan kedatangannya.
Bapak aku memberikan ide untuk memesan ojek mobil. Kami tidak kepikiran untuk naik mobil. Setelahnya, kami berdua sepakat memesan ojek mobil. Dan jam 2 siang kami mulai membelah jalan Kebasen menuju Purwokerto. Perjalanan terasa lama karena hujan deras dan benar, sampai di Purwokerto acara sudah dimulai, dan agak ketinggalan sedikit. Tapi masih tergolong baru dimulai. Wah so excited! Sambil menenteng totebag berisi 6 buku bang Jombang yang aku punya.
Dialektika di Acara Jumpa Penulis bareng JS Khairen
Berbeda dengan booktalk yang pernah saya ikuti sebelumnya. Jumpa penulis bareng JS Khairen menawarkan dua pilihan, sesi penulis dengan moderator, dan pembaca sebagai pendengar dan nanti ada sesi tanya jawab, atau dialektika, diskusi antar pembaca dan penulis tanpa moderator. Kami yang datang kebanyakan memilih dialektika.bgbggg
Dialektika dalam kamus besar bahasa Indonesia, hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah. Jadi kami yang hadir di jumpa penulis bersama bang Jombang, sepakat untuk memilih dialektika di jumpa penulis tersebut. Dan yang dibahas tidak hanya satu topik saja, jika case sudah closed, akan buka topik baru. Tentu saja, karena ini tentang buku-buku bang Jombang, kami bahas tentang isi bukunya, mulai dari novel Melangkah, Dompet Ayah Sepatu Ibu, Kado Terbaik, Bungkam Suara, dan lainnya. Ada juga tips tentang menulis.
Kami duduk melingkar, rapat, pokoknya entah kenal atau tidak kami duduk bersama, aku datang bersama Fika, dan duduknya sedikit terpisah, tapi tidak apa, aku mencoba berkenalan dengan beberapa, meski jujur, jumpa penulis kali ini sedikit sedih, karena suaraku habis, jadi tidak bisa ikut berpendapat atau memberikan kesan terhadap buku yang sudah kubaca.
Aku suka sekali, jumpa penulis kali ini tidak monoton seperti booktalk biasanya, yang penulis mengisi materi, nanti ada moderator, terus diakhiri dengan sesi tanya jawab. Semoga dialektika ini bisa diikuti oleh penulis lain, jadi pembaca lebih merasa dekat dengan penulis. Karena bisa berdiskusi secara langsung, seperti berbagi kesan, dan saling berpendapat.
Tips Menulis versi hanatfutuh.com
Kemarin, saat diskusi bareng, ada yang melempar pertanyaan, bagai mana tips menulis dan bagai mana menuliskan apa yang terjadi menjadi narasi yang bagus gitu dan enak dibaca.
Well, kemarin sebenarnya aku pingin ikutan berpendapat, tentang tips menulis versi aku tapi karena suaraku pada saat itu sedang habis, maka aku akan mencoba menulis dan membagikannya di sini.
Jadi cerita sedikit, kalau saat kuliah, aku masuk dalam klub jurnalistik kampus, selain itu aku juga tergabung menjadi wartawan buletin kampus. Aku jadikan keduanya sebagai ajang belajar menulis yang baik dan sesuai dengan jenis tulisannya. Karena kebanyakan yang ditulis adalah berita, maka aku belajar bagaimana menulis sebuah berita yang informatif dan sampai pada pembaca.
Satu yang pasti, menulis itu harus selesai. Bagus atau tidak, nanti kita baca lagi, baca ulang, dan perbaiki mana bagian yang kurang atau berlebihan.
Jadi menulis dan selesaikan. Karena kalau kata Bu Nur Azizah–dosen pembimbing saat aku skripsi, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.
Hidupkan Habit Membaca
Kalau kita ingin menulis yang baik, dan kita menginginkan menulis yang lancar, maka hidupkan kembali kebiasaan membaca. Karena menulis dan membaca itu erat dan berkaitan. Semakin banyak membaca, akan semakin banyak hal yang bisa kita tulis.
Aku pernah ikutan beberapa kali booktalk, dan beberapa orang pasti bertanya, bagai mana bisa menulis yang baik, jawabannya ialah perbanyak membaca buku.
Jadi yuk, hidupkan lagi minat baca kita, dan jangan lupa untuk terus baca buku yang original, bukan bajakan. Dan jangan juga baca ebook yang ilegal. Be a wise. Karena sudah banyak sekali cara agar bisa baca buku atau ebook yang legal.
Buat yang mau beli novelnya, bisa cek akun Instagram JS Khairen di @js_khairen yang ada centang birunya.
Aku mau nyantumin beberapa dokumentasi foto dan video di sini ya. Biar bisa dibaca kapan saja. Oh ya, aku juga mau berterima kasih banyak-banyak untuk seluruh pihak Semesta Buku dan Gramedia GOR Purwokerto yang sudah mengundang JS Khairen ke Purwokerto. Semoga di kesempatan lain bisa mengundang penulis lainnya.




Tidak ada komentar
Posting Komentar